Wafatnya Presiden Venezuela Hugo Chavez menimbulkan duka mendalam bagi
rakyat Venezuela. Khususnya bagi jutaan warga miskin yang selama ini
menganggap Chavez sebagai pahlawan mereka. Kini tanpa Chavez, banyak
warga yang khawatir akan masa depan negara mereka.
Di kawasan
miskin El Junquito, di pinggiran ibukota Caracas, warga terhentak
mendengar kematian pemimpin berumur 58 tahun itu. Bahkan banyak yang
menangis.
"Siapa yang akan memperhatikan kami sekarang?" kata
Maria Alvarez, seorang ibu rumah tangga. "Chavez peduli pada rakyat,
tidak seperti presiden-presiden lainnya," cetus wanita berumur 27 tahun
itu seperti dilansir USA Today, Rabu (6/3/2013).
Wanita
lainnya bernama Sirleni Sosa, mengaku tak percaya bahwa Chavez telah
tiada. "Rakyat mencintai dia," ujar wanita berumur 50 tahun itu. "Dia
telah berbuat begitu banyak untuk negara. Namun Tuhan telah
memanggilnya," imbuhnya.
Chavez tutup usia setelah 14 tahun
memimpin negara Amerika Latin berpenduduk sekitar 30 juta itu. Pada
pertengahan 2011, Chavez mengumumkan bahwa dirinya tengah menjalani
pengobatan atas penyakit kanker. Dia menjalani empat operasi di Kuba
serta pengobatan radiasi dan kemoterapi. Chavez pernah dua kali menyebut
dirinya telah sembuh.
Chavez kembali memenangi pemilihan
presiden pada Oktober 2012 dengan meraih 55 persen suara. Namun penyakit
yang dideritanya, membuat Chavez tak bisa dilantik untuk memulai masa
jabatan yang baru terhitung sejak 10 Januari. Mahkamah Agung Venezuela
pun memutuskan bahwa Chavez tetap presiden, meskipun dia terus berada di
rumah sakit di Kuba.
Chavez akhirnya pulang ke Venezuela pada
Februari lalu dan langsung dirawat di rumah sakit militer di Caracas.
Namun pada 5 Maret 2013, Chavez dinyatakan meninggal dunia.
Sumber Detik.com
Rabu, 06 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar