Tidak adil kadang dunia ini seperti tidak adilnya dunia pada masa
kecil Hugo Chavez. Presiden Venezuela pernah tidak punya makanan di
masa kecilnya. Dia telah wafat pada hari Selasa (5/3/2013) pukul 16.25
waktu setempat di Caracas.
Selama 13 tahun Chavez berkuasa, pers
dunia cenderung melihat sisi ekstremnya, yakni sisi revolusionernya.
Chavez menasionalisasi korporasi swasta, meredam oposisi, membungkam
lawan dan musuh-musuhnya.
Akan tetapi, Chavez bukan seorang
Presiden seperti almarhum mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos.
Chavez tidak terdengar memperkaya diri melebihi batasan yang wajar. Dia
juga bukan Husni Mubarak versi Mesir.
Ada sisi positif Chavez,
yang menginspirasi banyak pemimpin lain di kawasan Amerika Latin,
seperti Presiden Bolivia Ivo Morales dan Presiden Argentina Cristina
Hernandez. Ada banyak lagi para pemimpin lain di kawasan yang mengagumi
Chavez.
Adalah Fidel Castro, pemimpin Kuba, yang sejak lama telah
menginspirasi Chavez. Ini terkait soal kemandirian dan jati diri
bangsa,soal keinginan untuk terbebas dari penekanan para kapitalis yang
berbasis di Washington dan New York, serta Eropa.
Adalah Chavez
yang mengkristalkan inspirasi itu. Selama Perang Dingin dan selama
kekuasaan AS yang begitu dahsyat, para pemimpin Amerika Latin ini
selalu mendapat cap sebagai sosialis ekstremis. Kini Amerika Latin
berkembang pesat secara ekonomi. Para pemimpin kawasan ini sibuk
menyita aset-aset minyak dan gas yang selama ini dikuasai AS dan Eropa.
Chavez
adalah pihak yang memulai itu secara nyata. Menurut data Bank Dunia,
kemiskinan di Venezuela berkurang drastis. Keinginan untuk menghidupi
warganya agar terhindari dari kemiskinan dia nyatakan walau belum
tercapai secara sempurna.
Dia akhirnya meninggal setelah dua
tahun berjuang melawan kanker. Namun, dia telah meninggalkan warisan
berupa jati diri bangsa dan sikap seorang pemimpin yang peduli pada
warga yang dia pimpin.
"Inilah sisi positif yang diwariskan
Chavez," kata Michael Shifter, Presiden Inter-American Dialogue, sebuah
lembaga yang bermarkas di Washington, seperti dikutip CNN, Selasa (5/3/2013).
Hal
serupa dikatakan pengamat lain. "Chavez telah memberi identitas jelas
dan rasa harga diri kepada orang-orang yang selama ini terabaikan," kata
Jennifer McCoy, Direktur Americas Program at the Carter Center, di
Atlanta, AS.
Sumber Kompas.com
Rabu, 06 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar