Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menyerahkan secara
langsung Surat Keputusan Presiden RI Nomor 17/P/20 Februari 2013
tentang pemberhentian Bupati Garut kepada Aceng HM Fikri, di ruang rapat
kerja gubernur di Gedung Sate, Senin (25/2). Dengan diterimanya surat
itu, secara resmi Aceng pun diberhentikan dari jabatannya.
"Saya sudah menerima Keputusan Presiden RI melalui Mendagri dan hari
ini (Senin kemarin, Red) langsung diserahkan kepada Bapak Aceng," kata
Heryawan.
Langkah selanjutnya, kata Heryawan, ia meminta kepada DPRD Garut
untuk segera melakukan rapat paripurna pemberhentian Aceng ini. Selain
menetapkan pemberhentian Aceng HM Fikri, rapat paripurna juga untuk
mengangkat Wakil Bupati Garut, Agus Hamdani sebagai Pelaksana Tugas
(Plt) Bupati Garut.
Terkait dengan pemberhentian ini, Heryawan meminta agar warga Garut
bisa menjaga kondusivitas Garut yang selama ini sudah berjalan dengan
baik. Gubernur juga meminta bahwa komitmen seluruh unsur muspida Garut
untuk menjaga kondusivitas bisa didukung sepenuh hati oleh seluruh
elemen warga Garut.
"Hari ini, selain ada Pak Aceng, hadir juga Komandan Kodim (Dandim
Garut Letkol Czi Dian Hardiana), Ketua DPRD Garut (Ahmad Badjuri),
Kapolres Garut (AKBP Umar Surya Fana) dan tokoh-tokoh Garut lainnya. Hal
ini adalah sebagai komitmen seluruh unsur untuk menjaga kondusivitas di
Garut," kata Heryawan.
Usai menerima surat pemberhentian, Aceng mengaku bisa menerima dan
mengerti dengan pemberhentian dirinya dari jabatannya sebagai bupati.
Aceng memandang bahwa apa yang terjadi terhadap dirinya tidak lebih dari
sekadar realitas politik.
"Hari ini (kemarin, Red) saya menerima surat putusan Bapak Presiden
RI. Tentunya saya bersikap bahwa saya akan kembali kepada masyarakat dan
akan membangun tanah kelahiran. Dalam kapasitas apapun bagi saya tidak
ada alasan untuk tidak mengabdi kepada masyarakat Garut," kata Aceng.
Aceng tidak memberikan jawaban ketika ditanya apakah dirinya akan
kembali melakukan gugatan terkait pemberhentian itu. Aceng hanya
menjelaskan bahwa dirinya juga memiliki hak politik dan hukum untuk
melakukan gugatan.
"Saya sudah menerima petikan keputusan Presiden. Saya berangkat jadi
bupati atas kehendak warga Kabupaten Garut dan apabila saya dikehendaki
untuk turun atau diberhentikan masyarakat Kabupaten Garut, kemudian
konstitusi hari ini (kemarin, Red) sudah berjalan sesuai prosedur, saya
harap semuanya bisa arif menyikapi sehingga kita betul-betul mengakhiri
segala polemik ini," katanya.
Dari Bandung, Aceng langsung pulang ke Garut. Di Jalan Raya
Tarogong-Leles, Aceng ddisambut ratusan simpatisannya. Setelah turun
dari mobilnya, Aceng bersalaman dengan para simpatisannya.
Aceng mengatakan dirinya tidak bisa menggunakan berbagai fasilitas
negara lagi. Ia akan tinggal di rumah pribadinya dan memang Aceng sudah
lama tidak tinggal di rumah dinasnya. Kemudian, Aceng pun naik sepeda
motor, dibonceng salah satu pendukungnya pulang sampai ke rumah Aceng di
Kampung Copong, Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garutkota.
Sepeda motor yang membawa Aceng ini diikuti ratusan sepeda motor
lainnya. Konvoi ini pun membuat ruas Jalan Raya Tarogong dan Jalan
Sudirman mengalami kemacetan.
Setelah pulang dari Gedung Sate, Aceng mengenakan kopiah hitam, jas
putih, dan kaca mata hitam. Berbeda dengan sebelumnya, Aceng kini tidak
mengenakan emblem lambang kebesaran bupati di dada kanannya.
Menyesal
Menyesal
Di rumah pribadinya, Aceng berharap para pendukungnya tidak
menumpahkan darah setetes pun karena masalah ini. Aceng pun mengatakan
enggan membalas atau melakukan perlawanan kepada pihak-pihak yang
dianggap melengserkan dirinya dari kursi bupati. Keluarganya, kata
Aceng, dengan sangat tegar menerima pelengseran jabatannya.
"Saya menyesal belum bisa menyejahterakan warga Garut. Masih banyak
masalah di bidang kesehatan dan pendidikan. Saya belum sejahterakan
ekonomi warga, mengentaskan kemiskinan, atasi pengangguran, dan
melepaskan status Garut daerah tertinggal," ucapnya.
Sebelumnya, saat memimpin apel pagi di lapangan Kantor Bupati Garut,
Aceng mengamanatkan kepada aparatur Pemerintahan Kabupaten Garut untuk
selalu melayani masyarakat.
"Saya titipkan masyarakat Garut kepada pemerintah. Para aparatur
harus lebih memperhatikan warga Garut. Ingat selalu, masyarakat,
masyarakat, masyarakat, di manapun para aparatur berada, harus jadi
orientasi," kata Aceng.
Dalam kesempatan itu, Aceng mengatakan bahwa dirinya belum bisa
berbuat banyak bagi Garut. Aceng merasa memiliki lebih banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaannya sebagai Bupati.
Aceng berharap masyarakat Garut tetap diberikan kekuatan untuk membenahi Garut.
Aceng berharap masyarakat Garut tetap diberikan kekuatan untuk membenahi Garut.
"Saya menyampaikan permohonan maaf kalau selama ini belum bisa
berikan yang terbaik bagi aparatur dan masyarakat Garut. Mari kita
perbaiki yang kemarin masih banyak kekurangan untuk bisa lebih baik
lagi," kata Aceng.
Sumber Tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar